Pernah diungkap sebelumnya bahwa manusia itu tak lepas dari yang namanya interaksi. Setiap manusia butuh satu sama lainnya, dan antara sesama manusia yang berinteraksi itu membentuk sebuah kooperasi atau kerjasama. Bentuk kerjasama yang mereka lakukan beragam, ada yang bekerja sama secara fisikal seperti bergotong royong membangun jalan dan kerja bakti, dan juga bekerja sama dengan pemikiran seperti memberikan ide atau gagasan pada suatu diskusi kelompok.

Dalam hidup manusia, yang populasinya sudah melesat jauh melampaui segala peradaban makhluk hidup, kerja sama sangat diperlukan bahkan setiap saat juga memerlukan suatu kerja sama. Sama halnya seperti seorang  murid yang membutuhkan gurunya. Oleh karena manusia yang setiap saat membutuhkan kerjasama itu, maka tersebutlah istilah interaksi yang membentuk kerjasama manusia (Human Cooperation).

Tanpa bekerja sama manusia takkan mampu untuk hidup, tanpa bekerja sama seorang bayi takkan lahir dan memunculkan sebuah revolusi dari peradaban yang mampu mengubah seluruh jagad. Dan tanpa bekerja sama pula sebuah sifat pribadi takkan terbentuk. Kerja sama membangun sebuah sikap dan moral manusia, yang dimana membantu dalam pembentukan nilai dan moral yang diakui oleh orang-orang lain yang berada disekitarnya.

Hal tersebut tak jauh beda dengan sebuah interaksi, yang dimana manusia juga membutuhkannya. Tapi dalam hal ini, manusia melakukan interaksi dan membentuk kerjasama untuk kepentingan bersama dan memenuhi kehidupan bersama. Oleh karena itu, setiap interaksi yang dilakukan antar sesama manusia akan memperoleh suatu kerjasama. Bahkan bila interaksi yang dilakukan lebih mendalam lagi, maka akan menjadi kerjasama yang apik, kompak, kokoh dan takkan pernah putus sampai kapanpun. Biasanya komponen penyusunnya adalah seorang sahabat karib, teman berbagi (teman curhat).

Dalam pembentukan kerjasama pun perlu sebuah kepercayaan antar manusia. Tidak saling percaya maka tidak akan terbentuk kerjasama dan rantai interaksi pun akan terputus.