Dari waktu ke waktu zaman kian berkembang dengan berbagai
macam perangkat yang digunakan. Kini sebuah teknologi yang masih dalam tahap
perkembangan dengan segera memberikan kemudahan pada setiap lapisan masyarakat
di dunia. Penelitian yang cukup mengejutkan membuktikan bahwa peradaban manusia
zaman ini membuktikan hasil dari pada inovasi. “The Sixth Sense” adalah suatu
bukti mahakarya manusia yang membuat seluruh dunia berdecak kagum. Meskipun The
Sixth Sense dalam tahap perkembangan, namun patut kita perhatikan bahwa
teknologi tersebut adalah suatu mahakarya yang bisa mengubah ras, jikalau
teknologi tersebut terbukti menyajikan apa yang dunia inginkan. The Sixth Sense
adalah mahakarya tangan seorang Insyinyur muda Pranav Mistry dari India. Bukan
hanya Pranav Mistry saja, namun Patty Maes yang merupakan guru dari Pranav ikut
serta membantu dan mendukung teknologi tersebut. Dilansir di TED 2 tahun lalu,
Pranav Mistry dan Patty Maes berhasil mengejutkan seluruh masyarakat India,
lewat presentasi TED. Teknologi buatan Pranav saat adalah teknologi proyektor
yang memberikan akses sentuhan antara dunia fisik dan digital. Ia memberikan
gambaran bahwa setiap apa-apa yang ada di dunia ini bisa berkomunikasi langsung
dengan dunia digital. Ia mengaitkan bahwa dunia fisik bisa terhubung langsung
dengan dunia digital tanpa suatu perantara, dan hanya menggunakan indera
manusia semata. The Sixth Sense itu sendiri terdiri dari empat ikon.
Diantaranya jari yang melambangkan sentuhan dunia fisik dan dunia digital,
kamera yang melambangkan media untuk menampilkan berkas igital, mata yang
melambangkan realita bahwa teknologi tersebut dapat dilihat dimana saja, dan
pendengaran sebagai suatu hal dasar umum untuk mendengarkan secara fisik.
Penjelasan
dari The Sixth Sense itu sendiri adalah sebuah teknologi proyektor yang
terfokus pada suatu objek, misalnya tangan. Setelah tangan dikenali dan
dijadikan suatu objek, maka komputer akan memproses segala sesuatu yang dilakukan
oleh tangan kita. Contoh apabila kita terlihat seperti mengklik mouse pada
umumnya, maka komputer juga akan memproses bahwa si objek sedang mengklik dan
akan tampak pula di layar bahwa pointer sedang mengklik. Teknologi yang dibuat
Pranav hanya meniadakan monitor sebagai media untuk menampilkan program, lalu
menggantinya dengan media apapun, misalnya sebuah dinding yang datar atau
lantai. Pranav juga menjelaskan bahwa komputer yang ia buat bias menganalisa
sesuatu, menemukannya lalu menunjukkan letaknya. Contoh bila ia meletakkan
kunci, maka komputer segera menganalisanya dan menemukan kunci. Ia juga
mengatakan bahwa tidak perlu sebuah keyboard untuk memberikan input berupa
teks. Cukup dengan menampilkan Keyboard On-Screen saja, maka kita bisa
melakukan hal tersebut. Teknologi yang dibuat Pranav sama halnya dengan
teknologi Multi Touch yang ditemukan Jeff Han, tapi teknologi Pranav lebih
rendah levelnya dalam input karena masih terbilang sangat kaku. Akan tetapi
kelebihannya ada pada media penampilan program, yaitu pengguna bisa dengan
leluasa tanpa menyentuh media atau dengan menyentuhnya untuk melakukan perintah
atau input. Meskipun dibilang TED sudah mampu menunjukkan arti “Masa Depan”,
namun arti kata tersebut masih terlalu dini bila diterapkan di waktu yang
sekarang ini. Apalagi Microsoft yang sudah gencar-gencarnya membuat konsep
tentang gambaran teknologi karya Pranav tersebut. Berbeda dengan konsep Pranav
itu sendiri, Microsoft membuat konsep bahwa media yang digunakan dalam
penampilan program sangat tipis bahkan lebih tipis dari sebuah LED atau LCD.
Artinya, media yang digunaka bisa berupa kaca, kertas, atau benda tipis
lainnya. Bahkan dengan dihubungkan dengan tenaga surya komputer akan
mendapatkan energi yang cukup untuk memproses data.